Di Pesta Juara PSG ada 2 Orang Tewas dalam Kerusuhan

0
Di Pesta Juara PSG ada 2 Orang Tewas dalam Kerusuhan

Di MPO08 Pesta Juara PSG ada 2 Orang Tewas dalam Kerusuhan. Pada Minggu (1/6/2025), sukacita ratusan ribu pendukung Paris Saint-Germain (PSG) berubah menjadi tragedi. Dua orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka setelah kerusuhan pecah di sepanjang Champs-Élysées, Paris. Perayaan emas Liga Champions pertama PSG justru diwarnai insiden kekerasan yang memaksa aparat kepolisian mengambil tindakan tegas demi menjaga ketertiban.

Kemenangan Bersejarah PSG

Bagi Les Parisiens, kemenangan 5-0 atas Inter Milan di final Liga Champions di Munich menandai mahkota pertama klub di pentas Eropa. Sejak wasit meniup pluit akhir, ribuan pendukung tumpah ke jalan-jalan ibu kota Prancis untuk merayakan gelar bergengsi ini. Spanduk, bendera, hingga atribut klub bertebaran di mana-mana, memeriahkan suasana malam yang semula penuh euforia. Momen ini seharusnya membawa kebanggaan kolektif—sebuah puncak perjalanan panjang PSG dalam kompetisi kontinental.

Pesta dan Kericuhan di Champs-Élysées

Namun, di tengah gelombang sukacita, sebagian kecil suporter memilih menyalurkan kegembiraan dengan cara ekstrem. Kerumunan yang awalnya penuh semangat positif berubah memanas sejak pukul 21.00 waktu setempat. Konvoi kendaraan berjalan perlahan di sepanjang Champs-Élysées, sehingga jalan ikonik itu dipenuhi ribuan fans. Teriakan “Allez Paris!” dan dentuman kembang api mengisi udara, namun di balik itu, ada segelintir orang yang membawa kekerasan.

Kronologi Kerusuhan

Apa yang sebenarnya terjadi hingga tragedi tak terelakkan? Sumber resmi dari Kementerian Dalam Negeri Prancis menyebutkan, kerusuhan berawal ketika sekelompok suporter menyalakan kembang api besar dan melemparkan barang-barang ke arah aparat kepolisian. Beberapa kendaraan dipaksa berhenti dan dibakar di tepi jalan, menciptakan kepanikan massal. Halte bus serta kios-kios pinggir jalan hancur dijadikan sasaran amukan massa.

Polisi sempat mencoba meredam amarah pendukung dengan tembakan gas air mata dan water cannon. Namun, bentrokan yang terjadi dalam kegelapan malam menyulitkan upaya identifikasi pelaku utama. Hambatan komunikasi dan kepadatan kerumunan memperparah situasi. Hingga akhirnya, dua korban jiwa jatuh dalam insiden ini. Di Pesta Juara PSG

Korban Jiwa dan Luka-luka

Kementerian Dalam Negeri mengonfirmasi bahwa satu orang meninggal setelah tertabrak mobil saat mengendarai skuter di tengah kerumunan yang padat. Sementara itu, seorang remaja berusia 17 tahun tewas setelah mengalami luka tusuk. Belum ada keterangan resmi mengenai motif penusukan tersebut—apakah ini merupakan aksi yang terkoordinasi atau sekadar ulah perorangan dalam kepanikan massal.

Tidak hanya korban jiwa, laporan darurat menyebutkan ada 192 orang yang mengalami luka-luka. Sebagian besar menderita luka ringan akibat terinjak atau terkena pecahan kaca. Namun, sejumlah individu juga mengalami cedera serius, seperti luka bakar dan patah tulang, ketika berusaha menyelamatkan diri dari kepungan massa. Puluhan ambulans dikerahkan, sementara rumah sakit terdekat kewalahan menampung para korban.

Respons Aparat dan Pernyataan Resmi

Dalam keterangan pers, Kepolisian Prancis menyatakan bahwa total 559 orang ditangkap terkait kerusuhan ini, dengan 491 orang di antaranya langsung ditahan di Paris. “Para pembuat onar di Champs-Élysées ingin menciptakan insiden dan berulang kali menantang polisi dengan melemparkan kembang api besar serta benda-benda membahayakan,” demikian bunyi pernyataan resmi Kepolisian, yang dikutip TalkSPORT. Pihak berwenang juga menegaskan bahwa penggunaan gas air mata dan water cannon dilakukan sebagai upaya terakhir untuk mengembalikan ketertiban.

Temuan awal menunjukkan beberapa pelaku berasal dari kelompok ultras yang memang rutin hadir di laga PSG. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan ada orang luar yang memanfaatkan momen perayaan untuk melakukan tindakan kriminal. Aparat berjanji akan menindak tegas para provokator dan menelusuri setiap kasus dugaan penikaman, penabrakan, maupun perusakan properti publik.

Pesan dari Pemain PSG

Di tengah hiruk-pikuk tragedi, beberapa pemain PSG—terutama Ousmane Dembélé—berusaha menyuarakan pesan damai. Dalam wawancara singkat seusai laga melawan Inter Milan, Dembélé menyampaikan, “Mari rayakan keberhasilan ini, tapi jangan sampai merusak kota dan membahayakan sesama.” Ia mengingatkan agar fans dapat menyalurkan dukungan dengan cara yang lebih tertib dan sportif. Sebelumnya, sang pelatih dan beberapa legenda klub juga menyampaikan keprihatinan atas insiden ini, menegaskan bahwa perayaan tidak boleh berubah menjadi bencana.

Dampak dan Tanggapan Publik

Kerusuhan ini memunculkan pertanyaan: apakah harga tinggi sebuah kemenangan pantas dibayar dengan jatuhnya korban? Sejumlah tokoh publik mengutuk keras kekerasan yang terjadi. Wali Kota Paris dan Menteri Dalam Negeri Prancis berjanji akan mengevaluasi sistem pengamanan saat acara-acara besar, termasuk menyusun regulasi yang lebih ketat terkait kerumunan pascakefian kemenangan tim olahraga.

Dari sisi penggemar, muncul panggilan kecil untuk introspeksi: bagaimana mendidik generasi supporter agar memahami arti olahraga sebagai ajang persatuan, bukan perpecahan? Beberapa organisasi supporter independen di Paris mengumumkan rencana dialog dengan klub dan kepolisian untuk menyusun kode etik yang lebih jelas. Mereka berharap tragedi dua korban jiwa ini tidak terulang saat PSG kembali meraih gelar atau tim sepak bola lokal lainnya mengadakan perayaan. Di Pesta Juara PSG

Penutup

Kerusuhan di pesta juara PSG menggoreskan luka baru di kancah olahraga Prancis. Dua nyawa melayang dan ratusan lainnya terluka–harga yang terlalu tinggi bagi sebuah kemenangan. Meski euforia tak terelakkan setelah panggung juara Liga Champions diraih, momen bersejarah ini setidaknya menjadi cermin sekaligus pelajaran bagi semua pihak: betapa pentingnya merayakan prestasi tanpa mengabaikan keamanan dan nilai-nilai kemanusiaan. Semoga ke depan, setiap sorak-sorai kemenangan benar-benar menjadi kebahagiaan bersama, bukan sekadar awal dari tragedi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *